SEHATWEB.COM | JAKARTA — Mulut terasa pahit bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
>> Infeksi atau peradangan pada saluran pernapasan atas, seperti pilek atau flu, Dehidrasi
>> Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat tidur, obat diabetes, obat osteoporosis, obat jantung, dan obat kanker
>> Masalah pencernaan, seperti penyakit asam lambung
>> Kekurangan vitamin B-12 dan zinc
>> Kehamilan. Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan rasa pahit, yang juga dikenal sebagai disgeusia. Kondisi ini biasanya hilang dalam beberapa hari.
Penyakit refluks gastroesofageal (GERD)
>> Ketidakseimbangan hormon, seperti perubahan kadar estrogen saat wanita sedang hamil atau menstruasi
>> Kebersihan gigi yang buruk
>> Bakteri dan penumpukan air liur pada gigi, lidah, dan gusi dapat menyebabkan rasa pahit, terutama setelah bangun tidur.
Obat-obatan
Beberapa obat, seperti antibiotik, obat tekanan darah, dan obat kemoterapi, dapat menyebabkan rasa pahit di mulut.
Ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, hal itu dapat menyebabkan rasa pahit di mulut.
Infeksi pernapasan
Infeksi seperti pilek, sinusitis, rinitis, dan tonsilitis dapat menyebabkan rasa pahit di mulut.
Merokok
Merokok dapat merusak papila di lidah, yang dapat memengaruhi persepsi rasa.
Sindrom kacang pinus
Kondisi yang tidak umum ini dapat menyebabkan rasa pahit atau logam di mulut dalam waktu 12-48 jam setelah mengonsumsi kacang pinus. Stres dan kecemasan
Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi dapat mengubah indera perasa seseorang.
Untuk mengatasi dan meredakan rasa pahit di mulut, Anda bisa mencoba:
>> Berkumur dengan baking soda dan garam dalam segelas air hangat
>> Perbanyak minum air putih
>> Konsumsi buah jeruk atau lemon
>> Jaga kebersihan gigi secara rutin dengan menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi
>> Mengunyah permen karet bebas gula
Anda harus berkonsultasi dengan dokter jika rasa pahit berlanjut atau disertai dengan gejala lain, seperti nyeri ulu hati, sakit perut, atau pembengkakan lidah.
Hasil ini hanya untuk tujuan informasi. Untuk mendapatkan diagnosis atau saran medis, hubungi profesional atau dokter terdekat. (*)