SEHAT WEB ■ Budaya mengunjungi dokter semata-mata untuk mendapatkan sertifikat medis (MC) menghabiskan sumber daya yang berharga dalam sistem layanan kesehatan yang sudah berkembang.
Demikian disampaikan seorang dokter, seiiring dengan berlakunya sertifikat medis digital saat ini.
Beberapa kondisi kesehatan seperti sakit perut dan sakit kepala sulit diverifikasi, kata Dr Shravan Verma, salah satu pendiri dan CEO platform telemedis Speedoc, hari ini (10/6).
Hal ini terlebih lagi dilakukan secara online ketika dokter melihat pasien melalui layar kecil dan mendiagnosis mereka sebagian besar berdasarkan gejala yang mereka laporkan sendiri, katanya.
Platform telemedis telah mendapat sorotan karena kemudahan yang terlihat dalam mendapatkan sertifikat medis bagi pasien, karena itu, negara seperti Singapura berupaya memperketat peraturan mengenai “penerbitan MC yang berlebihan”.
“Dari sudut pandang dokter, sulit untuk membedakannya 100 persen,” katanya, kepada pewarta.
“Kami mencoba mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menggunakan penilaian klinis terbaik kami. Biasanya kalau MC satu hari kita berikan. Namun jika jawaban mereka benar-benar tidak masuk akal atau terdengar masuk akal, dan kami mencurigai adanya potensi berpura-pura, maka kami akan menahan MC itu,” ungkapnya.
Ia menilai agar dokter telehealth menyarankan pasien untuk pergi ke klinik guna pemeriksaan lebih menyeluruh, jika mereka meminta cuti medis terlalu lama.
Dr Verma mengatakan, dia telah menolak sekitar 10 persen permintaan MC di antara pasiennya, tetapi menghadapi pembalasan dalam bentuk ulasan buruk di Google dan App Store. (vivi Sukaesih)