SEHAT WEB ■ Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Rizhao Xinyi melalui penandatanganan Letter of Intent (LoI) Kerja Sama Pelatihan Dokter Kardiovaskular. Kerja sama ini terjalin dalam kunjungan kerja Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan dr. Arianti Anaya ke China pada minggu lalu.
Melalui kerja sama ini, dalam lima tahun ke depan, Kementerian Kesehatan akan mengirimkan sejumlah dokter, perawat, dan teknisi kardiovaskular ke rumah sakit Rizhao Xinyi untuk studi lebih lanjut.
Komitmen ini bertujuan mempercepat peningkatan kapasitas dan kualitas tenaga medis dan kesehatan dalam menangani penyakit jantung di Indonesia. Hal ini sejalan dengan meningkatnya angka kejadian kardiovaskular di Indonesia dari tahun ke tahun, yang menjadikannya salah satu penyakit dengan beban pembiayaan kesehatan tertinggi.
Dalam kunjungan ke China kali ini, Kemenkes tidak hanya menandatangani perjanjian kerja sama dengan RS Rizhao Xinyi. Kemenkes RI juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan beberapa rumah sakit lain di China, yaitu Rumah Sakit Zhongshan yang berafiliasi dengan Universitas Fudan di Shanghai, Rumah Sakit Rizhao yang Berafiliasi dengan Universitas Qingdao/Rumah Sakit Jantung Rizhao, dan Rumah Sakit Peking Union Medical College.
Diharapkan melalui kerja sama ini, Kemenkes dapat menjalin hubungan persahabatan yang erat dengan RS Jantung Rizhao, terbukanya kesempatan bagi dokter dan teknisi kardiovaskular Indonesia untuk belajar di RS Jantung Rizhao, serta terciptanya talenta medis profesional kardiovaskular yang mumpuni di Indonesia. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan medis di Tanah Air.
Letter of Intent Kerja Sama Pelatihan Dokter Kardiovaskular, yang ditandatangani oleh Rumah Sakit Rizhao yang berafiliasi dengan Universitas Qingdao/Rumah Sakit Jantung Rizhao dan Kementerian Kesehatan RI, merupakan pencapaian bagi kedua negara dalam memperdalam kerja sama di bidang kesehatan, khususnya dalam kerangka “Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan” (Belt and Road Initiative).
“Kami berharap dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk secara aktif mendorong kerja sama mendalam di bidang medis antara China dan Indonesia, mencapai pembangunan bersama, terus meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat kedua negara, serta menyumbangkan kebijaksanaan dan kekuatan bagi kemajuan pelayanan medis dan kesehatan global serta pembangunan dan kesejahteraan regional,” kata Dirjen dr. Arianti.
Rumah Sakit Rizhao, yang berafiliasi dengan Universitas Qingdao, atau yang dikenal sebagai Rumah Sakit Jantung Rizhao, merupakan rumah sakit yang ditunjuk untuk jaringan asuransi kesehatan nasional atau rumah sakit rujukan nasional. Rumah sakit ini dibangun sesuai dengan standar internasional yang terakreditasi JCI dan berstandar Kelas III A domestik.
Rumah sakit nirlaba ini menjadi pusat kerja sama teknologi medis antara Sekolah Tinggi Kedokteran Klinis ke-12 Universitas Qingdao dan Rumah Sakit Zhongshan yang berafiliasi dengan Universitas Fudan. Rumah Sakit Jantung Rizhao menyediakan layanan diagnosis dan pengobatan komprehensif yang mengintegrasikan penelitian klinis, pendidikan, dan kegiatan ilmiah.
Prof. Ge Junbo merupakan direktur Departemen Kardiologi di Rumah Sakit Zhongshan yang berafiliasi dengan Universitas Fudan. Ia juga merupakan dekan pada Universitas Fudan, akademisi Akademi Ilmu Pengetahuan China, wakil ketua Komite Sentral Masyarakat Jiusan, dan ketua Aliansi Kesehatan Kardiovaskular China.
Rumah Sakit Jantung Rizhao menyatukan tim medis yang mumpuni, terdiri dari para ahli senior dan profesional berpengalaman dari berbagai rumah sakit tersier ternama di China. Rumah sakit ini juga dilengkapi dengan departemen yang lengkap dan peralatan medis canggih, memungkinkan tim medis untuk memberikan diagnosis dan rencana pengobatan yang akurat, efisien, dan personal kepada pasien.
Rumah Sakit Jantung Rizhao, yang menganut konsep “perawatan medis yang unggul dan perawatan yang berdedikasi”, berkomitmen untuk meningkatkan standar medis domestik melalui berbagai inovasi dan terobosan, membina tim medis dan keperawatan yang unggul melalui pelatihan dan pengembangan berkelanjutan, dan menyediakan platform praktik terbaik bagi para dokter untuk meningkatkan keahlian dan pengalaman mereka.(sumber: Kemmenkes)